Mengenal Rumpun Bela Diri Yang Berkembang Di Jawa Barat
Assalamu’alaikum Warrohmatuloh Wabarrokatuh
Perkembangan Seni Bela Diri atau Seni Olah Raga Bela Diri yang berada di tatar Sunda atau Jawa Barat tidak terlepas dari sejarah asal dan jenis Bela Diri tersebut yang berkembang di masyarakat Sunda,hal ini bisa dikelompokan menurut Rumpun Bela Diri yang akan saya bahas seperti di bawah ini :
1.Godot dan Pencak Karuhun
Gerakan dan jurus-jurus Godot sama seperti Pencak Silat,namun sangat mengutamakan isi atau semua gerakan dan jurus seakan melakukan bela diri/perkelahian yang sesungguhnya,dan biasanya Bela Diri Godot dan Pencak karuhun tidak diiringi tetabuhan seperti Pencak Silat pada umumnya.
Semua gerakan dan jurus seperti memukul,menangkis,mengelak dan menendang dilakukan sepenuhnya berdasarkan keterampilan dan kemahiran para pesilatnya sesuai dengan ilmu Bela Diri yang didapatkan dengan latihan rutin dan teratur bersama para pelatihnya.
Dan setelah mendapat ijin dari pelatihnya,para pesilat boleh memperagakan ilmu bela diri ini dengan disaksikan para pelatih dan para Ais Pangampih (Para Ketua atau Pinisepuh), untuk diuji baik kemampuan maupun keterampilan dalam memperagakan jurus-jurus yang telah dipelajarinya.
Lokasi: Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang
2.Sampyong
Sampyong adalah bela diri kekuatan tubuh yang mengarah kepada permainan dan menguji sportifitas para pemainnya,karena masing-masing dibekali alat pukul dari rotan sepanjang 60 cm dengan dua orang pemain saling berhadapan dan satu orang wasit (Melandang),namun tetap mengutamakan keselamatan karena kedua pemain Sampyong harus menggunakan tutup kepala yang terbuat dari kain yang diisi dengan bahan-bahan empuk sebagai pelindung kepala dan dinamai Balakutak.
Permainan ini dimulai dengan melandang (Wasit) terlebih dahulu ngibing atau menari mengikuti irama gamelan beserta seruling yang merupakan perangkat yang tidak bisa ditinggalkan dalam seni Sampyong karena selain untuk menarik minat penonton untuk datang,tetabuhan ini juga akan menambah semangat para pemainnya.
Biasanya seorang peserta sampyong akan memulai pukulan saat lawannya lengah,namun uniknya pukulan ke arah lawan harus disesuaikan dengan ketukan irama gamelan dengan setiap peserta diberikan kesempatan untuk memukul tubuh lawannya dengan rotan sebanyak tiga kali dan permainan diakhiri jika salah seorang pemain sudah dapat memukul lawannya tiga kali.
3.Bajing Kiring
Bermula pada awal tahun 1931,perkumpulan Pencak Silat ini dikenal dengan nama "Panca Wargi",sampai pada tahun 1945 perguruan Pencak Silat ini di berikan kepercayaan untuk melatih tentara Batalyon 317 di daerah Karawang.
Pada era tahun 1980-an, perguruan ini berganti nama menjadi "Bajing Kiring" setelah diadakan pelantikan kepengurusan yang baru tepatnya tanggal 27 Februari 1982.
Konon menurut mereka,nama Bajing Kiring bertujuan untuk mencari berkah dari Tuhan YME agar para anggotanya mempunyai jiwa yang besar,berbudiluhur, hormat dan taat kepada orang tua serta bertaqwa terhadap Tuhan YME.
Semboyan
Elmu Luhung Teu Adigung,
Sakti Diri Teu Kumaki,
Usik Yakin Kersaning Illahi.
Tokoh yang hingga kini masih terus mempertahankan keberadaan perguruan seni pencak silat ini adalah H.M. Tjetje Nurdin bersama dengan empat orang saudaranya yaitu Abu dan Encep Permana yang hingga kini masih diakui sebagai guru besar bagi para anggotanya.
Lokasi: Kecamatan Cikampek
4.Benjang
Benjang,merupakan pertunjukan yang mirip dengan gerak Pencak Silat,pada lagu Rincik Manik dan Ela-ela timbulah gerak yang di sebut Do gong,yaitu permainan saling mendorong,dua lawan mempergunakan halu (antan) dalam sebuah Iingkaran atau arena, yang terseret keluar di nyatakan kalah dan dari Dogong berkembang menjadi Seredan yaitu saling mendesak,mendorong tanpa alat apapun.
Begitu pula aturannya,yang terdorong keluar lingkaran di nyatakan kalah,gerak seredan berkembang menjadi gerak Adu Mundur,dalam gerakan ini yang di pergunakakn adalah pundak masing¬masing, tidak mempergunakan tangan atau alat apa pun.
Selain itu adapula yang di sebut Babagongan,yaitu gerakan atau Ibingan para pemain yang mempertunjukan gerakan mirip Bagong (Celeng), dan Do-domba-an yaitu gerakan atau Ibing mirip Domba yang sedang berkelahi adu tanduk.
Peraturannya,baik Babagongan,Dogong,Seredan,Adu Mundur dan Dodombaan,tidak boleh menggunakan tangan,namun karena seringnya terjadi pelanggaran,terutama pemain yang terdesak maka tangan turut membantu,meraih dan mendorong.
Selanjutnya tangan pun boleh di pergunakan dan terciptalah permainan baru yang disebut Benjang,dan dalam perkembangannya pertunjukan Benjang dilengkapi dengan kesenian lain seperti Badudan,Kuda Lumping,Bangbarongan,dan Topeng Benjang.
Seni Benjang kemudian melebar hingga ke Desa Cisaranten Wetan,Desa Cisaranten Kulon, Kecamatan Buah Batu,Kecamatan Majalaya dan Kecamatan Cicadas Kota Bandung.
Alamat: Kecamatan Ujung Berung Kabupaten Bandung
5.Padingdang
Pertunjukan Padingdang sebagai pengiring gerak ibingan dimulai dengan lagu ngaleunggeuh,yaitu lagu pembukaan,disusul dengan lagu Ngarajah yang berfungsi sebagai pasaduan (Sasadu/Mohon Ijin) kepada para leluhur.
Lagu yang dibawakan pada bagian ini adalah kidung atau Kembang Gadung,dan selanjutnya pertunjukan Padingdang yang mirip dengan pertunjukan Kendang Pencak.
Anda akan melihat bahwa waditra yang dipergunakannya adalah Kendang Indung lengkap dengan Kulanter,Kendang Anak lengkap dengan Kulanter,Bende dan Tarompet.
Lagu yang disajikan adalah lagu-lagu seperti Lagon,Mawar Lumayung,Tanjung Mekar, Dewining Taman,Naradipa dan Layuan Nagasari.
Lokasi: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sumedang
6.Pencak Cikalong
Pencak Cikalong merupakan hasil karya R.H.Ibrahim,turunan ke-9 Dalem Cikundul,Majalaya Kecamatan Cikalong Kulon,R.H.Ibrahim lahir pada tahun 1816,keahlian Pencak Silatnya didapatkan dari leluhumya.
Keistimewaannya Pencak Cikalong yaitu mengikuti serangan lawan,maksudnya untuk menghilangkan keseimbangan lawan,sampai lawan itu terjatuh,mpamanya,pukulan penyerang bukan di tahan (di takis) melainkan di ikuti,sehingga bobot tenaga menjadi bertambah.
Gerakan kaki-kaki menggaet sering di peragakan tatkala lawan lengah.
Selain ketaatan sebagai syarat mutlak bagi para murid Pencak Silat Cikalong di usahakan agar para muridnya tidak hidup sendiri-sendiri tidak ada perbedaannya antara satu sama Iainnya,dan tidak merasa lebih tinggi dari golongan lain.
R.H. Ibrahim menegaskan pula pada murid-muridnya,bahwa setiap muridnya harus menyadari,Pencak Silat yang lahir dan berkembang di Tatar Sunda masih merupakan satu sumber dan satu saluran dari yang pertama.
Alamat: Kecamatan Cikalong (dengan pentebaran di daerah Bandung, Garut, Tasikmalaya, dan daerah lainnya di Tatar Sunda).
7.Pencak Cimande
Pencak Cimande dipopulerkan dan disebarkan oleh Bapak Sakir,beliau adalah tokoh Pencak Silat yang memiliki banyak pengetahuan tentang Pencak Silat serta memiliki perihal ilmu kebatinan,karena itulah gerak-gerak Pencak Silat ciptaan Bapak Sakir populer dengan sebutan Pencak Silat Cimande,mengambil asal daerahnya yaitu Kecamatan Cimande.
Gaya Cimande ini berkembang ke daerah Cianjur lainnya, Bandung dan Jakarta,keistimewaannya terletak pada kekuatan memukul dan kekuatan menahan,jarang menghindar,setiap serangan dibalas dengan serangan pula.
Jurus (gerakan dasar Cimande) lebih sederhana,banyak mempergunakan gerakan tangan dari pada gerak kaki dan lebih banyak bergerak di atas dengan sikap tangan terbuka,yang pada dasamya banyak menggunakan tangan baplang.
Murid-murid yang terkenal adalah R. Wiranegara,Bah Ace,Bah Soleha,Bah Surma,Eyang H. Somad,di Bandung perkumpulan Mande Muda pimpinan Uyuh Suwanda,bahkan sebagai gurunya.
Antara tahun 1776-1813 Kabupaten Cianjur di perintah oleh Bupati R. Aria Wiratanudatar II,Bupati Cianjur ke-5 dari keturunannya,atau di sebut juga Dalem Enoh,pada masa pemerintahannya,beliau mengetahui bahwa Bapak Sakir seorang ahli Pencak Silat.
Kemudian di angkatlah Bapak Sakir sebagai Guru Pencak Silat di Kabupaten Cianjur yang merangkap sebagai anggota keamanan Kabupaten,menurut ahli sejarah Kabupaten Cianjur, selain R. Wiranagara terdapat pula R. Obing Ibrahim dan R.H. Ipung Prawirasudildja,yang menjelaskan bahwa pada tahun 1780 Bapak Sakir pernah dicoba kemahiran Pencak Silatnya oleh orang China dari Macao.
Kontes yang mengambil tempat di Alun-Alun Kabupaten Cianjur ini akhirnya dimenangi oleh Bapak Sakir,karena Dalem hadir, Bapak Sakir diberi hadiah uang sebesar Rp. 10,selain disaksikan oleh Bupati Cianjur,R. Aria Wiratanudatar II, juga disaksikan oleh R. Jamu yang sedang mengungsi ke Cianjur.
R. Jamu kelak bernama R. Kusumadinata dan menjadi Bupati Sumedang,sebagaimana tertulis dalam buku Pangeran Komel karya R.Memed Sastrahadiprawira,selanjutnya Bapak Sakir dibawa pindah oleh R. Aria Natanagara ke Bogor,di sana beliau diangkat menjadi pengawal bupati.
Penyebaran Pencak Silat Cimande Cianjur hanya berlangsung hingga tahun 1813,dan muncul kembali pada tahun 1918 dan tersebar hingga ke Cianjur Selatan,bahkan ke daerah Garut Selatan.
Setelah penyebaran Pencak Silat Cimande hingga tahun 1930,Pencak Silat Cikalong dan Pencak Silat Syahbandar menyusul yang disebarkan oleh putra dan murid R.H. Ibrahim dari Cikalong.
Lokasi: Kecamatan Cimande
8.Pencak Syahbandar
Kebesaran nama Pencak Silat Syahbandar diambil dari nama Guru Pencak Silat di daerah Wanayasa dan Purwakarta yaitu Muhamad Kosim,atau biasa disebut Mama Syahbandar.
Konon Mama Syahbandar pernah berkata bahwa air kopi menjadi minuman umum bagi orang Cianjur,sedangkan sisanya diminum oleh orang Purwakarta dan Wanayasa,dalam hal ini jelaslah bahwa pencak silat yang diajarkan oleh Mama Syahbandar yang tersebar di wilayah Purwakarta,pada mulanya berasal dari Cianjur.
Jadi,bila Anda menggemari seni beladiri,perjatikanlah ciri khas dari pencak silat Syahbandar yang tidak banyak menggunakan tenaga karena gerakannya banyak menghindari serangan lawan dan membiarkan terbawa oleh arus tenaga lawan sendiri.
Anda akan menyadari bahwa Pencak Syahbandar banyak mempergunakan gerakan Depok (merendah),sehingga gerakan-gerakannya Iebih di tekankan pada bagian bawah.
Lokasi: Kecamatan Wanayasa
9.Pencak Silat
Pencak Silat di Tatar Sunda pernah terbagi dua kelompok yaitu kelompok yang di sebut Kembang (bunga) dan kelompok yang di sebut Buah (buah),di samping itu ada yang di sebut jurus,yaitu serentetan gerakan pokok yang merupakan dasar kedua kelompok tadi.
Maka Penca Kembang adalah rangkaian dari beberapa jurus menjadi suatu tarian,yang terdiri dari ragam tarian sesuai dengan pola irama tempo dan tenaga yang di gunakan,umpamanya yang di sebut Tepak Dua,yaitu ragam Tari Penca yang berpijak pada gaya tabuhan yang bemama Tepak Dua dan termasuk yang paling lambat dan tariannya pun lambat serta gerakannya lebih nampak gemulai.
Setelah Tepak Dua di kenal tari Tepak Tilu yang temponya lebih cepat demikian pula gerakannya,lebih tegas dan kuat,antara Tepak Dua dan Tepak Tilu ada ragam tari Paleredan, sedang ragam yang tercepat adalah Padungdung yang biasanya suatu ragam Pencak selalu bersambung ke ragam Padungdung sebagai penutup tarian.
Ada ragam tabuhan lain yang temponya cepat tapi tidak lebih cepat dari Padungdung,yaitu yang di sebut Golemong,dalam pelaksanaan pagelaran tari Pencak,setiap tarian dapat di lakukan oleh seorang (Ibing Tunggal) atau lebih secara rampak (ibing Masal).
Ada tarian yang tanpa menggunakan senjata tajam,yang di sebut Tangan Kosong,ada pula yang menggunakan senjata seperti Pisau,Golok Cabang Trisula,Tumbak atau Toya,ada juga tarian yang di lakukan berdua seperti yang sedang bertarung (Ijen/Demontrasi),baik dengan tangan kosong atau bersenjata dan biasanya di lakukan pada iringan Padungdung,sedang tariannya sudah di tata sebelumnya.
Pagelaran Tari Penca ini biasanya di laksanakan dalam suatu malam kesenian,sebagai salah satu acara,atau biasanya pada suatu perhelatan keluarga seperti Sunatan,Pernikahan dan lain-lain.
Ada pun Penca buah tidak tepat untuk di pertunjukkan seperti tari Penca pada suatu hajatan,karena Penca Buah adalah mengandalkan gerakan-gerakan bagi kegunaannya dalam bela diri.
Menurut riwayat pertumbuhan Penca sebagai mana di kemukakan oleh bapak Atot Rasoma dalam Buletin kebudayaan KAWIT No. 5 berawal dari seorang pesilat bernama Sakir di Cimande, Kabupaten Cianjur.
Demikian semoga bermanfaat,terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warrohmatuloh Wabarokatuh
Sumber http://www.disparbud.jabarprov.go.id
Perkembangan Seni Bela Diri atau Seni Olah Raga Bela Diri yang berada di tatar Sunda atau Jawa Barat tidak terlepas dari sejarah asal dan jenis Bela Diri tersebut yang berkembang di masyarakat Sunda,hal ini bisa dikelompokan menurut Rumpun Bela Diri yang akan saya bahas seperti di bawah ini :
1.Godot dan Pencak Karuhun
Gerakan dan jurus-jurus Godot sama seperti Pencak Silat,namun sangat mengutamakan isi atau semua gerakan dan jurus seakan melakukan bela diri/perkelahian yang sesungguhnya,dan biasanya Bela Diri Godot dan Pencak karuhun tidak diiringi tetabuhan seperti Pencak Silat pada umumnya.
Semua gerakan dan jurus seperti memukul,menangkis,mengelak dan menendang dilakukan sepenuhnya berdasarkan keterampilan dan kemahiran para pesilatnya sesuai dengan ilmu Bela Diri yang didapatkan dengan latihan rutin dan teratur bersama para pelatihnya.
Dan setelah mendapat ijin dari pelatihnya,para pesilat boleh memperagakan ilmu bela diri ini dengan disaksikan para pelatih dan para Ais Pangampih (Para Ketua atau Pinisepuh), untuk diuji baik kemampuan maupun keterampilan dalam memperagakan jurus-jurus yang telah dipelajarinya.
Lokasi: Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang
2.Sampyong
Sampyong adalah bela diri kekuatan tubuh yang mengarah kepada permainan dan menguji sportifitas para pemainnya,karena masing-masing dibekali alat pukul dari rotan sepanjang 60 cm dengan dua orang pemain saling berhadapan dan satu orang wasit (Melandang),namun tetap mengutamakan keselamatan karena kedua pemain Sampyong harus menggunakan tutup kepala yang terbuat dari kain yang diisi dengan bahan-bahan empuk sebagai pelindung kepala dan dinamai Balakutak.
Permainan ini dimulai dengan melandang (Wasit) terlebih dahulu ngibing atau menari mengikuti irama gamelan beserta seruling yang merupakan perangkat yang tidak bisa ditinggalkan dalam seni Sampyong karena selain untuk menarik minat penonton untuk datang,tetabuhan ini juga akan menambah semangat para pemainnya.
Biasanya seorang peserta sampyong akan memulai pukulan saat lawannya lengah,namun uniknya pukulan ke arah lawan harus disesuaikan dengan ketukan irama gamelan dengan setiap peserta diberikan kesempatan untuk memukul tubuh lawannya dengan rotan sebanyak tiga kali dan permainan diakhiri jika salah seorang pemain sudah dapat memukul lawannya tiga kali.
3.Bajing Kiring
Bermula pada awal tahun 1931,perkumpulan Pencak Silat ini dikenal dengan nama "Panca Wargi",sampai pada tahun 1945 perguruan Pencak Silat ini di berikan kepercayaan untuk melatih tentara Batalyon 317 di daerah Karawang.
Pada era tahun 1980-an, perguruan ini berganti nama menjadi "Bajing Kiring" setelah diadakan pelantikan kepengurusan yang baru tepatnya tanggal 27 Februari 1982.
Konon menurut mereka,nama Bajing Kiring bertujuan untuk mencari berkah dari Tuhan YME agar para anggotanya mempunyai jiwa yang besar,berbudiluhur, hormat dan taat kepada orang tua serta bertaqwa terhadap Tuhan YME.
Semboyan
Elmu Luhung Teu Adigung,
Sakti Diri Teu Kumaki,
Usik Yakin Kersaning Illahi.
Tokoh yang hingga kini masih terus mempertahankan keberadaan perguruan seni pencak silat ini adalah H.M. Tjetje Nurdin bersama dengan empat orang saudaranya yaitu Abu dan Encep Permana yang hingga kini masih diakui sebagai guru besar bagi para anggotanya.
Lokasi: Kecamatan Cikampek
4.Benjang
Benjang,merupakan pertunjukan yang mirip dengan gerak Pencak Silat,pada lagu Rincik Manik dan Ela-ela timbulah gerak yang di sebut Do gong,yaitu permainan saling mendorong,dua lawan mempergunakan halu (antan) dalam sebuah Iingkaran atau arena, yang terseret keluar di nyatakan kalah dan dari Dogong berkembang menjadi Seredan yaitu saling mendesak,mendorong tanpa alat apapun.
Begitu pula aturannya,yang terdorong keluar lingkaran di nyatakan kalah,gerak seredan berkembang menjadi gerak Adu Mundur,dalam gerakan ini yang di pergunakakn adalah pundak masing¬masing, tidak mempergunakan tangan atau alat apa pun.
Selain itu adapula yang di sebut Babagongan,yaitu gerakan atau Ibingan para pemain yang mempertunjukan gerakan mirip Bagong (Celeng), dan Do-domba-an yaitu gerakan atau Ibing mirip Domba yang sedang berkelahi adu tanduk.
Peraturannya,baik Babagongan,Dogong,Seredan,Adu Mundur dan Dodombaan,tidak boleh menggunakan tangan,namun karena seringnya terjadi pelanggaran,terutama pemain yang terdesak maka tangan turut membantu,meraih dan mendorong.
Selanjutnya tangan pun boleh di pergunakan dan terciptalah permainan baru yang disebut Benjang,dan dalam perkembangannya pertunjukan Benjang dilengkapi dengan kesenian lain seperti Badudan,Kuda Lumping,Bangbarongan,dan Topeng Benjang.
Seni Benjang kemudian melebar hingga ke Desa Cisaranten Wetan,Desa Cisaranten Kulon, Kecamatan Buah Batu,Kecamatan Majalaya dan Kecamatan Cicadas Kota Bandung.
Alamat: Kecamatan Ujung Berung Kabupaten Bandung
5.Padingdang
Pertunjukan Padingdang sebagai pengiring gerak ibingan dimulai dengan lagu ngaleunggeuh,yaitu lagu pembukaan,disusul dengan lagu Ngarajah yang berfungsi sebagai pasaduan (Sasadu/Mohon Ijin) kepada para leluhur.
Lagu yang dibawakan pada bagian ini adalah kidung atau Kembang Gadung,dan selanjutnya pertunjukan Padingdang yang mirip dengan pertunjukan Kendang Pencak.
Anda akan melihat bahwa waditra yang dipergunakannya adalah Kendang Indung lengkap dengan Kulanter,Kendang Anak lengkap dengan Kulanter,Bende dan Tarompet.
Lagu yang disajikan adalah lagu-lagu seperti Lagon,Mawar Lumayung,Tanjung Mekar, Dewining Taman,Naradipa dan Layuan Nagasari.
Lokasi: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sumedang
6.Pencak Cikalong
Pencak Cikalong merupakan hasil karya R.H.Ibrahim,turunan ke-9 Dalem Cikundul,Majalaya Kecamatan Cikalong Kulon,R.H.Ibrahim lahir pada tahun 1816,keahlian Pencak Silatnya didapatkan dari leluhumya.
Gerak Pencak Cikalong ini,memiliki banyak gerak tangan di atas dengan sikap tertutup,hal ini memiliki kelebihan sukar untuk di jamah tangan lawan,selain itu pukulan dan bantingan sangat di pentingkan dalam Pencak aliran Cikalong.
Keistimewaannya Pencak Cikalong yaitu mengikuti serangan lawan,maksudnya untuk menghilangkan keseimbangan lawan,sampai lawan itu terjatuh,mpamanya,pukulan penyerang bukan di tahan (di takis) melainkan di ikuti,sehingga bobot tenaga menjadi bertambah.
Gerakan kaki-kaki menggaet sering di peragakan tatkala lawan lengah.
Selain ketaatan sebagai syarat mutlak bagi para murid Pencak Silat Cikalong di usahakan agar para muridnya tidak hidup sendiri-sendiri tidak ada perbedaannya antara satu sama Iainnya,dan tidak merasa lebih tinggi dari golongan lain.
R.H. Ibrahim menegaskan pula pada murid-muridnya,bahwa setiap muridnya harus menyadari,Pencak Silat yang lahir dan berkembang di Tatar Sunda masih merupakan satu sumber dan satu saluran dari yang pertama.
Alamat: Kecamatan Cikalong (dengan pentebaran di daerah Bandung, Garut, Tasikmalaya, dan daerah lainnya di Tatar Sunda).
7.Pencak Cimande
Pencak Cimande dipopulerkan dan disebarkan oleh Bapak Sakir,beliau adalah tokoh Pencak Silat yang memiliki banyak pengetahuan tentang Pencak Silat serta memiliki perihal ilmu kebatinan,karena itulah gerak-gerak Pencak Silat ciptaan Bapak Sakir populer dengan sebutan Pencak Silat Cimande,mengambil asal daerahnya yaitu Kecamatan Cimande.
Gaya Cimande ini berkembang ke daerah Cianjur lainnya, Bandung dan Jakarta,keistimewaannya terletak pada kekuatan memukul dan kekuatan menahan,jarang menghindar,setiap serangan dibalas dengan serangan pula.
Jurus (gerakan dasar Cimande) lebih sederhana,banyak mempergunakan gerakan tangan dari pada gerak kaki dan lebih banyak bergerak di atas dengan sikap tangan terbuka,yang pada dasamya banyak menggunakan tangan baplang.
Murid-murid yang terkenal adalah R. Wiranegara,Bah Ace,Bah Soleha,Bah Surma,Eyang H. Somad,di Bandung perkumpulan Mande Muda pimpinan Uyuh Suwanda,bahkan sebagai gurunya.
Antara tahun 1776-1813 Kabupaten Cianjur di perintah oleh Bupati R. Aria Wiratanudatar II,Bupati Cianjur ke-5 dari keturunannya,atau di sebut juga Dalem Enoh,pada masa pemerintahannya,beliau mengetahui bahwa Bapak Sakir seorang ahli Pencak Silat.
Kemudian di angkatlah Bapak Sakir sebagai Guru Pencak Silat di Kabupaten Cianjur yang merangkap sebagai anggota keamanan Kabupaten,menurut ahli sejarah Kabupaten Cianjur, selain R. Wiranagara terdapat pula R. Obing Ibrahim dan R.H. Ipung Prawirasudildja,yang menjelaskan bahwa pada tahun 1780 Bapak Sakir pernah dicoba kemahiran Pencak Silatnya oleh orang China dari Macao.
Kontes yang mengambil tempat di Alun-Alun Kabupaten Cianjur ini akhirnya dimenangi oleh Bapak Sakir,karena Dalem hadir, Bapak Sakir diberi hadiah uang sebesar Rp. 10,selain disaksikan oleh Bupati Cianjur,R. Aria Wiratanudatar II, juga disaksikan oleh R. Jamu yang sedang mengungsi ke Cianjur.
R. Jamu kelak bernama R. Kusumadinata dan menjadi Bupati Sumedang,sebagaimana tertulis dalam buku Pangeran Komel karya R.Memed Sastrahadiprawira,selanjutnya Bapak Sakir dibawa pindah oleh R. Aria Natanagara ke Bogor,di sana beliau diangkat menjadi pengawal bupati.
Penyebaran Pencak Silat Cimande Cianjur hanya berlangsung hingga tahun 1813,dan muncul kembali pada tahun 1918 dan tersebar hingga ke Cianjur Selatan,bahkan ke daerah Garut Selatan.
Setelah penyebaran Pencak Silat Cimande hingga tahun 1930,Pencak Silat Cikalong dan Pencak Silat Syahbandar menyusul yang disebarkan oleh putra dan murid R.H. Ibrahim dari Cikalong.
Lokasi: Kecamatan Cimande
8.Pencak Syahbandar
Kebesaran nama Pencak Silat Syahbandar diambil dari nama Guru Pencak Silat di daerah Wanayasa dan Purwakarta yaitu Muhamad Kosim,atau biasa disebut Mama Syahbandar.
Konon Mama Syahbandar pernah berkata bahwa air kopi menjadi minuman umum bagi orang Cianjur,sedangkan sisanya diminum oleh orang Purwakarta dan Wanayasa,dalam hal ini jelaslah bahwa pencak silat yang diajarkan oleh Mama Syahbandar yang tersebar di wilayah Purwakarta,pada mulanya berasal dari Cianjur.
Jadi,bila Anda menggemari seni beladiri,perjatikanlah ciri khas dari pencak silat Syahbandar yang tidak banyak menggunakan tenaga karena gerakannya banyak menghindari serangan lawan dan membiarkan terbawa oleh arus tenaga lawan sendiri.
Anda akan menyadari bahwa Pencak Syahbandar banyak mempergunakan gerakan Depok (merendah),sehingga gerakan-gerakannya Iebih di tekankan pada bagian bawah.
Lokasi: Kecamatan Wanayasa
9.Pencak Silat
Pencak Silat di Tatar Sunda pernah terbagi dua kelompok yaitu kelompok yang di sebut Kembang (bunga) dan kelompok yang di sebut Buah (buah),di samping itu ada yang di sebut jurus,yaitu serentetan gerakan pokok yang merupakan dasar kedua kelompok tadi.
Maka Penca Kembang adalah rangkaian dari beberapa jurus menjadi suatu tarian,yang terdiri dari ragam tarian sesuai dengan pola irama tempo dan tenaga yang di gunakan,umpamanya yang di sebut Tepak Dua,yaitu ragam Tari Penca yang berpijak pada gaya tabuhan yang bemama Tepak Dua dan termasuk yang paling lambat dan tariannya pun lambat serta gerakannya lebih nampak gemulai.
Setelah Tepak Dua di kenal tari Tepak Tilu yang temponya lebih cepat demikian pula gerakannya,lebih tegas dan kuat,antara Tepak Dua dan Tepak Tilu ada ragam tari Paleredan, sedang ragam yang tercepat adalah Padungdung yang biasanya suatu ragam Pencak selalu bersambung ke ragam Padungdung sebagai penutup tarian.
Ada ragam tabuhan lain yang temponya cepat tapi tidak lebih cepat dari Padungdung,yaitu yang di sebut Golemong,dalam pelaksanaan pagelaran tari Pencak,setiap tarian dapat di lakukan oleh seorang (Ibing Tunggal) atau lebih secara rampak (ibing Masal).
Ada tarian yang tanpa menggunakan senjata tajam,yang di sebut Tangan Kosong,ada pula yang menggunakan senjata seperti Pisau,Golok Cabang Trisula,Tumbak atau Toya,ada juga tarian yang di lakukan berdua seperti yang sedang bertarung (Ijen/Demontrasi),baik dengan tangan kosong atau bersenjata dan biasanya di lakukan pada iringan Padungdung,sedang tariannya sudah di tata sebelumnya.
Pagelaran Tari Penca ini biasanya di laksanakan dalam suatu malam kesenian,sebagai salah satu acara,atau biasanya pada suatu perhelatan keluarga seperti Sunatan,Pernikahan dan lain-lain.
Ada pun Penca buah tidak tepat untuk di pertunjukkan seperti tari Penca pada suatu hajatan,karena Penca Buah adalah mengandalkan gerakan-gerakan bagi kegunaannya dalam bela diri.
Menurut riwayat pertumbuhan Penca sebagai mana di kemukakan oleh bapak Atot Rasoma dalam Buletin kebudayaan KAWIT No. 5 berawal dari seorang pesilat bernama Sakir di Cimande, Kabupaten Cianjur.
Demikian semoga bermanfaat,terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warrohmatuloh Wabarokatuh
Sumber http://www.disparbud.jabarprov.go.id
Posting Komentar untuk "Mengenal Rumpun Bela Diri Yang Berkembang Di Jawa Barat"